Raja Bone Ke-10 We Tenri Pattuppu
Posted by AndiEwha
We Tenri Patuppu
menggantikan ayahnya menjadi Arumpone. Inilah Mangkau’ yang mula-mula
mengangkat Arung Pitu (tujuh pemegang adat) di Bone. Ketujuh Matowa (Kepala
Wanuwa) yang ditunjuk, adalah ; Matowa Tibojong (Arung Tibojong), Matowa Ta’
(Arung Ta’), Matowa Tanete (Arung Tanete), Tanete dipecah menjadi Tanete
Riattang dan Tanete Riawang, Matowa Macege (Arung Macege), Matowa Ujung (Arung
Ujung) dan Matowa Ponceng (Arung Ponceng).
We Tenri Patuppu
berkata kepada Arung PituE ; ”Saya mengangkat kalian sebagai Arung Pitu untuk
membantu saya dalam menyelenggarakan pemerintahan di Bone. Hal ini saya lakukan
karena saya adalah seorang perempuan yang tentunya memerlukan bantuan. Namun
perlu kalian tahu bahwa saya mengangkatmu menjadi pemegang adat, tetapi kalian
tetap ; tidak bisa melangkahi adat Bone, tidak bisa menyatakan perang, tidak
bisa mewariskan kepada anak cucu, kalau saya tidak mengetahuinya. Kacuali
apabila duduk semua turunan MappajungE kemudian direstui oleh Mangkau’ Bone.
Pada masa pemerintahan
We Tenri Patuppu di Bone, KaraengE ri Gowa datang ke Ajattappareng membawa
agama Islam. Sepakatlah TellumpoccoE (Bone, Soppeng dan Wajo) untuk
menghalangi, sehingga KaraengE ri Gowa kembali ke kampungnya.
Satu tahun kemudian
datang lagi KaraengE ri Gowa ke Padangpadang, dihalangi lagi oleh TellumpoccoE.
Bertemulah di sebelah timur Bulu’ Sitoppo dan terjadilah perang yang berakhir
dengan kekalahan TellumpoccoE.
Satu tahun kemudian
datang lagi KaraengE ri gowa ke Soppeng. Tetapi tidak ada lagi bantuan dari
Bone dan Wajo, sehingga Soppeng dikalahkan dan masuklah agama Islam di Soppeng.
Datu Soppeng yang menerima Islam bernama BeowE.
Setelah Soppeng
menerima Islam, datang KaraengE ri Gowa ke Wajo dan kalahlah orang Wajo. Arung
Matowa Wajo yang bernama La Sangkuru yang menerima Islam di Wajo. Sejak itu
seluruh orang Wajo memeluk Islam.
Tahun berikutnya
setelah orang Wajo masuk Islam, Arumpone We Tenri Patuppu pergi ke Sidenreng
untuk menanyakan tentang Islam. Ternyata begitu sampai di Sidenreng langsung
masuk Islam. Di Sidenrenglah beliau sakit yang menyebabkan meninggal dunia.
Oleh karena itu dinamakanlah We Tenri Patuppu MatinroE ri Sidenreng.
Semasa hidupnya We
Tenri Patuppu kawin dengan La Paddippung Arung Barebbo, kemudian melahirkan
anak bernama La Pasoro. Inilah yang kawin dengan We Tasi, lahirlah La Toge
MatinroE ri KabuttuE. La Toge kawin dengan We Passao Ribulu, lahirlah We Kalepu
yang kawin dengan Daeng Manessa Arung Kading.
Kemudian We Tenri
Patuppu bercerai dengan Arung Barebbo, maka kawin lagi dengan To LewoE Arung
Sijelling, anak Arung Mampu Riawa. Dari perkawinan ini lahirlah anaknya yang
bernama La Maddussila, We Tenri Tana, We Palettei, La Palowe. La Maddussila
Arung Mampu yang juga digelar MammesampatuE (memakai nisan batu). Pergi ke
Soppeng dan kawin dengan We Tenri Gella, saudara Datu Soppeng yang bernama
BeowE. Dari perkawinan ini lahirlah La Tenri Bali yang kawin di Bone dengan
sepupu satu kalinya yang bernama We Bubungeng I Dasajo.
We Bubungeng dan La
Tenri Bali melahirkan anak ; La Tenri Senge’ Toasa, inilah yang kemudian
menjadi Datu Soppeng. Yang kedua bernama We Yadda MatinroE ri Madello, kemudian
menjadi Datu juga di Soppeng.
We Tenri Tana Arung
Mampu Riawa kawin dengan LebbiE ri Kaju. Inilah yang melahirkan We Tenri
Sengngeng yang kawin dengan La Poledatu Rijeppo saudara Datu Soppeng anak La
Maddussila Arung Mampu MammesampatuE dengan isterinya We Tenri Gella. Inilah
yang melahirkan La PatotongE, La PasalappoE, La Pariusi Daeng Mangatta. La
Pariusi Daeng Mangatta inilah yang menggantikan Petta I Tenro menjadi Arung
Mampu Riawa yang juga pernah menjadi Arung Matowa Wajo.
La PallempaE atau La
Pasompereng Petta I Teko kawin dengan KaraengE ri Gowa. Dari perkawinannya
lahirlah We Yama dan We Alima. We Alima kawin dengan KaraengE ri Gowa Tumenanga
ri Pasi. Lahirlah I Baba Karaeng Tallo. La Pasompereng diasingkan oleh Kompeni
sebab perselingkuhan isterinya dengan Sule DatuE di Soppeng yang bernama Daeng
Mabbani. Dia membunuh Sule datuE di Soppeng maka diasingkanlah ke Selong.
Anak terakhir dari We
Tenri Patuppu MatinroE ri Sidenreng adalah ; We Palettei KanuwangE, kawin
dengan pamannya La Tenri Pale To Akkeppeang MatinroE ri Tallo. Tidak ada
keturunannya, sehingga MatinroE ri Tallo kawin lagi dengan anak Datu Ulaweng.