Raja Bone Ke-30 We Fatimah Banri Datu Citta
Posted by AndiEwha
We Fatimah Banri atau
We Banri Gau Arung Timurung menggantikan ayahnya Singkeru’ Rukka Arung Palakka
menjadi Mangkau’ di Bone. Dalam khutbah Jumat namanya disebut sebagai Sultanah
Fatimah dan digelarlah We Fatimah Banri Datu Citta.
Dalam tahun 1879 M.
kawin dengan sepupu satu kalinya yang bernama La Magguliga Andi Bangkung
Karaeng Popo, anak dari We Pada Daeng Malele Arung Berru dengan suaminya I
Malingkaang KaraengE ri Gowa. Dari perkawinannya itu lahirlah We Sutera Arung
Apala.
Setelah Arumpone kawin
dengan Karaeng Popo, Fatimah Banri memberikan kepada suaminya Akkarungeng di
Palakka. Setelah Arumpone We Banri Gau meninggal dunia pada tahun 1895 M.
berupayalah Karaeng Popo untuk menggantikan isterinya sebagai Arumpone.Untuk
itu ia mendekati Hadat Tujuh Bone agar dirinya dapat diangkat menjadi Mangkau’
di Bone menggantikan isterinya Fatimah Banri atau We Banri Gau MatinroE ri
Bolampare’na.
Akan tetapi maksudnya
itu dihalangi oleh iparnya yang bernama La Pawawoi Karaeng Sigeri yang pada
waktu itu menjadi Tomarilaleng ri Bone. Alasannya adalah bahwa Karaeng Popo
ketika isterinya masih hidup telah banyak melakukan tindakan yang tidak
disenangi oleh orang Bone. Karaeng Popo bersama Jowana (pengawalnya) sering melakukan
tindakan keras yang membuat rakyat kecil menderita.
Dengan demikian Hadat
Tujuh Bone dengan orang banyak sepakat untuk mengangkat anak Fatinah Banri yang
bernama We Besse Sutera Bau Bone Arung Apala menjadi Mangkau’ di Bone. Pada
waktu itu Besse Sutera Bau Bone baru berusia 13 tahun.
Akan tetapi
kesepakatan Hadat Tujuh Bone dengan segenap orang Bone belum disetujui oleh
Pembesar Kompeni Belanda di Ujung Pandang yang bernama Tuan Braan Manrits.
Alasannya ada kekhawatiran Bone dengan Gowa akan bersatu melawan Kompeni
Belanda. Untuk itu, Pembesar Kompeni Belanda sendiri yang langsung masuk ke
Bone. Adapun kesepakatan Pembesar Kompeni Belanda Tuan Braan Manrits dengan
Hadat Tujuh Bone yang akan diangkat menjadi Mangkau’ ri Bone adalah saudara
MatinroE ri Bolampare’na sendiri yang bernama La Pawawoi Karaeng Sigeri