Raja Bone Ke-29 Singkeru Rukka
Posted by AndiEwha
Singkeru’
Rukka Sultan Akhmad Idris Arung Palakka adalah anak We Baego Arung Macege
dengan suaminya yang bernama Sumange’ Rukka To Patarai Arung Berru. Cucu dari
La Mappasessu To Appatunru Arumpone MatinroE ri Laleng Bata. Sebelum diangkat
menjadi Arumpone, Singkeru’ Rukka Arung Palakka pernah juga menjadi Arung
Bulo-Bulo.
Dia diangkat menjadi
Mangkau’ di Bone hanya semata-mata keinginan Kompeni Belanda dan bukan atas
kesepakatan Hadat Tujuh Bone. Dia diserahkan akkarungeng di Bone oleh Kompeni
Belanda, karena dialah yang selalu menemani Kompeni Belanda untuk menyerang
MatinroE ri Majennang Suppa.
Pada tanggal 13
Februari 1860 M. kontrak perjanjiannya dengan Kompeni Belanda selesai, sebab
memang Akkarungeng ri Bone hanyalah diberi untuk sementara, karena Singkeru’
Rukka terlalu menginginkannya. Namun dalam khutbah Jumat namanya tetap disebut
sebagai Sultan Ahmad.Dalam tahun 1871 M. Singkeru’ Rukka meninggal dunia di
Topaccing dan dinamakanlah MatinroE ri Topaccing.
Arumpone Singkeru’
Rukka kawin dengan sepupu datu kali ibunya yang bernama Sitti Saira Arung Lompu
saudara perempuan MatinroE ri Ajang Benteng. Anak La Mappawewang Arung Lompu
Anre Guru Anakarung ri Bone dengan isterinya We Tabacina Karaeng Kanjenne. Dari
perkawinannya itu, lahirlah We Patima Banri Arung Timurung. Inilah yang kawin
dengan sepupu satu kalinya yang bernama I Magguliga Andi Bangkung Karaeng Popo.
Anak We Pada Arung Berru dengan KaraengE ri Gowa Tu Mammenanga ri Kalabbiranna.
We Patima Banri Arung Timurung dengan I Magguliga Andi Bangkung melahirkan
seorang anak perempuan bernama We Sutera Arung Apala.
Selanjutnya Singkeru’
Rukka Arung Palakka kawin lagi dengan I Kalossong Karaeng Langelo. Dari
perkawinannya itu lahirlah La Pawawoi Karaeng Sigeri. Kemudian Singkeru’ Rukka
kawin lagi dengan I Tatta atau I Jora, lahirlah La Panagga, inilah yang menjadi
Pangulu Jowa ri Bone. Kemudian La Panagga kawin dengan Arung Patingai, lahirlah
E Suka Arung Data. E Suka Arung Data kawin dengan La Mallarangeng Daeng Mapata Arung
Melle. Anak dari La Makkarodda Anre Guru Anakarung Bone dengan isterinya We
Kusuma, anak Toancalo Petta CambangE Arung Amali To Marilaleng Bone. Dari
perkawinan itu lahirlah La Mandapi Arung Ponceng.
La Mandapi kawin
dengan Daeng Tapuji anak dari La Baso Daeng Sitaba Arung Ponceng. Dari
perkawinan itu lahirlah La Patarai dan We Nona. Kemudian La Patarai kawin
dengan anak Arung Bettempola La Makkaraka dengan isterinya We Laje Petta Ince
yang bernama We Tappu. Dari perkawinan La Patarai dengan We Tappu, lahirlah ;
pertama bernama We Ratna, kedua La Takdir dan We Megawati.
We Nona kawin di
Parepare dengan La Dewang anak dari We Rela dengan suaminya yang bernama La
Makkawaru. Kemudian La Pananrang Pangulu JowaE kawin lagi dengan We Saripa,
lahirlah seorang anak laki-laki yang bernama La Maddussila Daeng Paraga
Tomarilaleng Bone, juga sebagai MakkedangE Tana ri Bone. Inilah yang kawin
dengan sepupu satu kalinya yang bernama Petta Tungke Besse Bandong anak dari La
Pawawoi Karaeng Sigeri dengan isterinya yang bernama Daeng Matenne. Dari
perkawinannya itu lahirlah Amirullah.
Arumpone Singkeru’
Rukka menjadi Mangkau’ di Bone dari tahun 1860 sampai tahun 1871. Kemudian
digantikan oleh anaknya yang bernama Fatimah Banri. Singkeru’ Rukka meninggal
dunia di Topaccing, sehingga dinamakan MatinroE ri Topaccing