Raja Bone Ke-8 La Inca
Posted by AndiEwha
Menggantikan
saudaranya La Tenri Rawe sebagai Arumpone. Kedudukan ini memang telah
diserahkan ketika La Tenri Rawe masih hidup. Bahkan La Tenri Rawe berpesan
kepadanya agar nanti kalau sampai ajalnya, La Inca dapat mengawini iparnya
(isteri La tenri Rawe) yaitu We Tenri Pakiu Arung Timurung.
Setelah menjadi
Mangkau’, KaraengE ri Gowa datang untuk menyerang Bone. Ternyata La Inca tidak
mewarisi kepemimpinan yang telah dilakukan oleh saudaranya. Banyak
langkah-langkahnya yang sangat merugikan orang banyak. Para Arung Lili dimarahi
dan dihukumnya. Salah seorang Arung Lili yang bernama La Patiwongi To Pawawoi
diasingkan ke Sidenreng. Karena sudah terlalu lama berada di Sidenreng, maka ia
pun kembali ke Bone untuk minta maaf.
Namun apa yang dialami
setelah kembali ke Bone, dia malah diusir dan dibunuh. Arung Paccing dan
cucunya yang bernama La Saliwu, Maddanreng Palakka yang bernama To Saliwu
Riwawo serta masih banyak lagi bangsawan Bone yang dibunuhnya.
Pada suatu hari dia
melakukan tindakan yang sangat memalukan yaitu mengganggu isteri orang. Karena
didapati oleh suaminya, ia lantas mengancam orang tersebut akan dibunuhnya,
sehingga orang tersebut melarikan diri. Untuk menutupi kesalahannya, isteri
orang tersebut yang dibunuh. Ia pun membakar sebahagian Bone sampai di Matajang
dan Macege. Orang Bone pun mengungsi sampai ke Majang.
Melihat orang Bone
pada datang, Arung Majang bertanya ; ”Ada apa gerangan di Bone?” Dengan
ketakutan orang Bone berkata ; ”Kami tidak bisa mengatakan apa-apa, Puang.
Silahkan Puang melihat sendiri bagaimana Bone sekarang”.
Mendengar laporan
orang Bone, Arung Majang keluar melihat ke arah Bone. Disaksikannyalah api yang
melalap rumah-rumah penduduk yang dilakukan oleh La Inca. Arung Majang lalu
menyuruh beberapa orang untuk pergi ke Palakka memanggil I Damalaka. Tidak lama
kemudian I Damalaka tiba di Majang. Sesampainya di rumah Arung Majang ia pun
disuruh untuk ke Bone menghadapi La Inca.
I Damalaka menyuruh
salah seorang untuk pergi menemui Arumpone dan menyampaikan agar tindakannya
itu dihentikan. Akan tetapi setelah orang itu tiba di depan La Inca, ia pun
dibunuh. Setelah itu , La Inca lalu membakar semua rumah yang ada di Lalebbata.
Maka habislah rumah di Bone.
Mendengar itu, Arung
Majang pergi ke Bone disusul oleh I Damalaka untuk menghadapi La Inca yang
tidak lain adalah cucunya sendiri. “Mari kita menghadapi La Inca, dia bukan
lagi sebagai Arumpone karena telah melakukan pengrusakan”. Berangkatlah semua
orang mengikuti Arung Majang termasuk I Damalaka.
Didapatinya La Inca
sendirian di depan rumahnya. Setelah melihat orang banyak datang, La Inca lalu
menyerbu dan menyerang membabi buta. Banyak orang yang dibunuhnya pada saat itu
dan kurang yang mampu bertahan, akhirnya La Inca kehabisan tenaga. Karena
merasa sangat payah, ia pun melangkah menuju tangga rumahnya. Ia bersandar
dengan nafas yang terputus-putus.
Melihat cucunya
sekarat, Arung Majang berlari mendekati dan memangku kepalanya. La Inca pun
menghembuskan nafasnya yang terakhir. Oleh karena itu disebutlah MatinroE ri
Addenenna (meninggal di tangga rumahnya).
Adapun anak La Inca
MatinroE ri Addenenna dari isterinya We Tenri Pakiu Arung Timurung MaccimpoE
adalah ; La Tenri Pale To Akkeppeang kawin dengan kemenakannya yang bernama We Palettei
KanuwangE anak dari We Tenri Patuppu dengan suaminya To Addussila. Kemudian La
Tenri Pale kawin lagi dengan We Cuku anak Datu Ulaweng. Dari perkawinan ini
lahirlah We Pakkawe kemudian melahirkan We Panynyiwi Arung Mare.
We Panynyiwi kawin
dengan pamannya sepupu dari ibunya MatinroE ri Bukaka. Dari perkawinan ini
lahirlah We Daompo yang kawin dengan La Uncu Arung Paijo. Lahirlah La Tenri
Lejja. Inilah yang melahirkan La Sibengngareng yang kemudian menjadi Maddanreng
di Bone.
Anak La Inca berikutnya
adalah We Tenri Sello MakkalaruE kawin dengan kemenakannya yang bernama La
Pancai To Patakka Lampe Pabbekkeng, anak dari We Tenri Pala dengan suaminya To
Alaungeng Arung Sumaling. Lahirlah La Maddaremmeng MatinroE ri Bukaka, kemudian
lahir pula La Tenri Aji MatinroE ri Siang. Selanjutnya lahir We Tenri Ampa
Arung Cellu yang kawin dengan To MannippiE Arung Salangketo yang kemudian
melahirkan We Tenri Talunru.