Raja Bone Ke-12 La Tenri Pale
Posted by AndiEwha
Ketika La Tenri Ruwa
MatinroE ri Bantaeng diusir oleh orang Bone, maka yang menggantikannya adalah
sepupu satu kalinya yang bernama La Tenri Pale To Akkeppeang Arung Timurung.
Dia adalah anak dari La Inca MatinroE ri Addenenna.
Inilah Mangkau’ di
Bone yang membangkitkan kembali semangat orang Bone untuk menolak masuknya
agama Islam di Bone. Oleh karena itu KaraengE kembali memerangi Bone, sehingga
orang Bone kalah dan menyerah. Diundanglah seluruh Palili (daerah bawahan)
untuk disuruh mengucapkan syahadat sebagai tanda bahwa seluruh orang Bone telah
menerima agama Islam. Setelah itu KaraengE ri Gowa kembali ke kampungnya.
La Tenri Pale To
Akkeppeang dua bersaudara yaitu We Tenri Jello MakkalaruE, kawin dengan Arung Sumaling
yang bernama La Pancai To Patakka. Dia juga digelar Lampe Pabbekkeng, anak dari
La Mallalengeng To Alaungeng Arung Sumaling, dari isterinya yang bernama We
Tenri Parola. Lahirlah La Maddaremmeng, diangkatlah MakkalaruE menjadi Arung
Pattiro.
Satu lagi adik La
Maddaremmeng bernama We Tenri Ampareng, dia menjadi Arung Cellu. Sedangkan La
Tenri Aji To Senrima dia menjadi Arung di Awampone dan digelar MatinroE ri
Siang.
We Tenri Sui kawin
dengan La Pottobune’ TobaE Arung Tanatengnga, lahirlah La Tenri Tatta To Unru,
tidak ada keturunannya. Anaknya yang kedua yaitu I Daunru. Inilah yang kawin
dengan Datu Citta yang bernama Todani yang menjadi Arung EppaE Ajattappareng
yaitu ; Addatuang Sidenreng, Datu Suppa, Addattuang Sawitto dan Arung Alitta.
Bahkan dia juga Karaeng di Galingkang.
Katika Todani
memperisterikan saudara La Tenri Tatta, dia mempersatukan Citta dengan Bone.
Nanti setelah La Temmassonge’ To Appaweling MatinroE ri Malimongeng menjadi
Mangkau’ di Bone, barulah Citta dikembalikan ke Soppeng. Namun akhirnya Todani
disuruh bunuh oleh La Tenri Tatta To Unru karena dianggap menyalahi kasiwiang
(persembahan) di Bone.
Sedangkan Saudara La
Tenri Tatta To Unru yang bernama We Tenri Abang Daeba, dialah yang dinamakan We
Tenri Wale MatinroE ri Bola Sadana. Digelar juga Mappolo BombangE dialah
Maddanreng di Palakka.
Satu tahun setelah
orang Bone menerima Islam, pergilah Arumpone ke Mangkasar menemui Dato’ ri
Bandang. Diberilah nama Arab yaitu Sultan Abdullah. Itulah nama Arumpone yang
dibaca pada khutbah Jumat.
Ketika menjadi
Mangkau’ di Bone, La Tenri Pale dikenal sangat ramah dan merakyat. Dia sangat
memperhatikan masalah pertanian. Arumpone inilah yang kawin dengan anak
MatinroE ri Sidenreng dari suaminya yang bernama To Addussila bernama We Palettei
KanuwangE Massao BessiE ri Mampu Riawa. Dari perkawinan ini lahirlah anak
perempuan yang bernama We Daba.
Selama menjadi
Arumpone, La Tenri Pale selalu bolak balik ke Gowa untuk menemui KaraengE ri
Gowa. Ia meninggal di Tallo sehingga digelar La Tenri Pale To Akkeppeang
MatinroE ri Tallo.