Raja Bone Ke-13 La Maddaremmeng
Posted by AndiEwha
La Maddaremmeng
menggantikan pamannya La Tenri Pale To Akkeppeang MatinroE ri Tallo menjadi
Arumpone. Ketika akan diangkat menjadi Mangkau’ di Bone, La Tenri Pale dengan
orang Bone berjanji bahwa ;
– La Tenri Pale ; ”Siapa
yang mengingkari janji, dialah yang menanggung risiko buruknya”
– Orang Bone ; ”Siapa
yang berbuat kebaikan, dialah yang menerima imbalan kebaikan itu”
Setelah saling
mengiyakan kesepakatan itu, maka diangkatlah La Tenri Pale To Akkeppeang Arung Timurung
menjadi Mangkau’ di Bone. Setelah beberapa waktu menjadi Arumpone, diadakanlah
penggalian bendungan di sebelah selatan Leppangeng. Selama tiga tahun digali,
ternyata airnya tak bakal naik. Dibawa lagi ke Sampano untuk membuat tiang
rumah, tiba-tiba La Tenri Pale kena penyakit. Kembalilah La Tenri Pale ke Bone.
Sesampainya di Bone,
diundanglah seluruh orang Mampu dan menyampaikan bahwa ; Berangkatlah ke
Sidenreng untuk memanggil keluargaku untuk datang memiliki kembali miliknya.
Kemudian La Tenri Pale berangkat ke Su (Mangkasar). Di Mangkasar (Tallo) ia
meninggal dunia sehingga dinamakan MatinroE ri Tallo.
Ketika orang yang
disuruh ke Sidenreng kembali, La Tenri Pale sudah tidak ada di Bone. Maka
diangkatlah La Maddaremmeng sebagai Arumpone, sebab dialah yang dipesan oleh
pamannya untuk menggantikannya bila sampai ajalnya. Arumpone inilah yang
pertama membuat payung putih untuk dipakai bila bepergian.
La Maddaremmeng kawin
di Wajo dengan perempuan yang bernama Hadijah I Dasenrima anak dari Arung
Matowa Wajo yang bernama La Pakallongi To Ali dengan isterinya We Jai Ranreng
Towa Wajo yang juga sebagai Arung Ugi. Dari perkawinan La Maddaremmeng dengan
We Jai, melahirkan seorang anak laki-laki bernama La PakokoE Toangkone yang
digelar TadampaliE. La PakokoE Toangkone kemudian diangkat menjadi Arung
Timurung.
La PakokoE Toangkone
kawin dengan saudara perempuan La Tenri Tatta To Unru yang bernama We Tenri
Wale Mappolo BombangE Maddanreng Palakka. Anak dari We Tenri Sui Datu Mario
Riwawo dengan suaminya yang bernama La Pottobune Arung Tanatengnga. Dari
perkawinannya itu lahirlah La Patau Matanna Tikka MatinroE ri Nagauleng.
Selanjutnya La
Maddaremmeng kawin lagi dengan Arung Manajeng. Dari perkawinannya yang kedua
itu lahirlah anak laki-laki yang bernama Toancalo Arung Jaling. Inilah yang
kawin dengan We Bunga Bau Arung Macege, anak dari Karaeng Massepe dengan
isterinya yang bernama We Impu Arung Maccero. Toancalo Arung Jaling dengan We
Bunga Bau Arung Macege yang melahirkan Tobala Arung Tanete Riawang yang digelar
Petta PakkanynyarangE.
Setelah menjadi
Mangkau’ di Bone selama kurang lebih 15 tahun, Gowa kembali melakukan serangan
terhadap Bone yang akhirnya menaklukkannya. La Maddaremmeng meninggal dunia di
Bukaka, sehingga dia dinamakan MatinroE ri Bukaka.
Isteri La Maddaremmeng
yang lain bernama We Mappanyiwi Arung Mare, anak We Cakka Datu Ulaweng.
Melahirkan seorang anak perempuan yang bernama We Daompo. Inilah yang kawin
dengan La Uncu Arung Paijo. La Uncu Arung Paijo dengan We Daompo melahirkan La
Tenri Lejja RiwettaE ri Pangkajenne. Inilah yang melahirkan To Sibengngareng
Maddanreng Bone.