Raja Bone Ke-26 La Mappaseling
Posted by AndiEwha
La
Mappaseling Sultan Adam Najamuddin Arung Pannyili menggantikan saudaranya
I Manneng Arung Data MatinroE ri Kessi menjadi Mangkau’ di Bone. Dalam khutbah
Jumat namanya disebut sebagai Sultan Adam Najamuddin. Adapun yang menjadi
penengah untuk mendamaikan kembali Bone dengan Gubernur Belanda, adalah La
Mappangara Arung Sinri, anak dari We Masi Arung Weteng dengan suaminya yang
bernama To Tenri Tomarilaleng Pawelaiye ri Kaluku BodoE.
La Mappangara
menggantikan ayahnya menjadi Tomarilaleng ri Bone dan setelah meninggal dunia,
dinamakanlah PawelaiyE ri SessoE. Ketika La Mappangara menjadi Tomarilaleng di
Bone, terjalinlah kembali persahabatan Bone dengan Kompeni Belanda yang pernah
terputus. Pada tanggal 13 Agustus 1835 M. diperbaharuilah perjanjian yang
pernah disepakati oleh Petta To RisompaE dengan Pembesar Kompeni Belanda di
Ujungpandang.
Dalam tahun 1838 M.
Arumpone La Mappaseling bersama TomarilalengE Arung Sinri berangkat ke
Ujungpandang untuk menemui Pembesar Kompeni Belanda yang bernama Tuan de Peres
guna mempererat hubungan Bone dengan Kompeni Belanda.
La Mappangara Arung
Sinri Tomarilaleng Bone yang kawin dengan saudara perempuan Arumpone yang
bernama We Kalaru Arung Pallengoreng. Dari perkawinannya itu, tidak melahirkan
anak. Begitu pula Arumpone La Mappaseling Arung Pannyili, juga tidak memiliki
Arung Makkunrai (permaisuri) yang melahirkan anak.
Dalam tahun 1845 M.
Arumpone La Mappaseling Arung Pannyili meninggal dunia dan dinamakanlah
MatinroE ri Salassana. Dengan demikian, para Hadat Bone bermusyawarah untuk
menentukan pengganti Arumpone. Setelah terjadi berbagai pertimbangan, maka
disepakatilah La Parenrengi Arung Ugi menggantikan pamannya sebagai Mangkau’ di
Bone.