Raja Bone Ke-4 We Banrigau
Posted by AndiEwha
We Banrigau Daeng Marowa MakkaleppiE menggantikan ayahnya La
Saliyu Karampeluwa sebagai Mangkau’ di Bone. We Banrigau digelar pula Bissu
Lalempili dan Arung Majang. Ketika menjadi Mangkau’ di Bone, We Banrigau
menyuruh Arung Katumpi yang bernama La Datti untuk membeli Bulu’ Cina (gunung
Cina) senilai 90 ekor kerbau jantan. Akhirnya gunung yang terletak di sebelah
barat Kampung Laliddong itu benar-benar dibelinya. Kemudian disuruhlah Arung
Katumpi untuk menempati gunung tersebut dan sekaligus menjaganya. Karena
jennang (penjaga) gunung Arumpone dibunuh oleh orang Katumpi, maka digempurlah
Katumpi oleh orang Bone sehingga dirampaslah sawahnya yang ada di sebelah timur
dan barat Kampung Laliddong. Saudaranya yang bernama La Tenri Gora itulah yang
diserahkan Majang dan Cina, maka La Tenri Gora disebut sebagai Arung Majang dan
Arung Cina. Sedangkan anak pertamanya yang bernama La Tenri Sukki dipersiapkan
untuk menjadi Mangkau’ di Bone.
Setelah kurang lebih 18 tahun lamanya dipersiapkan untuk
memangku Kerajaan di Bone, maka dilantiklah La Tenri Sukki menjadi Mangkau’ di
Bone dan menempati Saoraja Bone. MakkaleppiE bersama anak bungsunya yang
bernama La Tenri Gora memilih untuk bertempat tinggal di Cina.
Suatu saat ketika berada di Cina, MakkaleppiE naik ke atas
loteng rumahnya. Tiba-tiba ada api yang menyala di atas loteng (menurut
keyakinan orang disebut = api dewata). Setelah api itu padam, maka MakkaleppiE
tidak nampak lagi di tempat duduknya. Oleh karena itu, We Banrigau Daeng Marowa
dinamakan MallajangE ri Cina.
La Tenri Sukki yang menggantikan ibunya sebagai Arumpone kawin
dengan sepupu satu kalinya yang bernama We Tenri Songke, anak dari La
Mappasessu dengan We Tenri Lekke. Dari perkawinan ini lahirlah La Uliyo Bote’E.
La Panaongi To Pawawoi yang kemudian menjadi Arung Palenna. La Panaongi kawin
dengan We Tenri Esa’ Arung Kaju saudara perempuan We Tenri Songke. Dari
perkawinan ini lahirlah La Pattawe Daeng Sore MatinroE ri Bettung.
Anak La Tenri Sukki yang lain adalah ; La Pateddungi To Pasampoi
kawin dengan We Malu Arung Toro melahirkan anak perempuan yang bernama We Tenri
Rubbang Arung Pattiro. La Tenri Gera’ To Tenri Saga MacellaE Weluwa’na menjadi
Arung di Timpa. Inilah yang kemudian kawin dengan We Tenri Sumpala Arung Mampu,
anak dari La Potto To Sawedi Arung Mampu Riaja dengan isterinya We Cikodo Datu
Bunne. Dari perkawinan ini lahirlah We Mappewali I Damalaka. Inilah yang kawin
dengan anak sepupunya yang bernama La Gome To Saliwu Riwawo, lahirlah La Saliwu
Arung Palakka dan juga Maddanreng di Mampu. La Saliwu kemudian kawin dengan
MassalassaE ri Palakka yang bernama We Lempe, lahirlah La Tenri Ruwa MatinroE
ri Bantaeng.
Selanjutnya La Tenri Sukki melahirkan La Tadampare (meninggal
dimasa kecil). Berikutnya We Tenri Sumange I Da Tenri Wewang kawin dengan La
Tenri Giling Arung Pattiro MaggadingE anak dari La Settia Arung Pattiro dengan
isterinya We Tenri Bali. Lahirlah We Tenri Wewang DenraE yang kemudian kawin
dengan sepupunya La Uliyo Bote’E.
Anak berikutnya adalah We Tenri Talunru I Da Tenri Palesse.
Kemudian We Tenri Gella kawin dengan La Malesse Opu Daleng Arung Kung. Lahirlah
We Tenri Gau yang kemudian kawin dengan La Uliyo Bote’E, lahirlah We Temmarowe
Arung Kung. Inilah yang kawin dengan La Polo Kallong anak La Pattanempunga,
turunan ManurungE ri Batulappa